Curhat seorang adik... (Tapi bukan kandung ^_^)

By Ricky Hermawan Go - Monday, August 06, 2012





Waw...!!!
Jujur aku merasa terkesan sekali dengan support dan antusias pembaca blog-ku belakangan ini.
Mulai beberapa bulan lalu, grafik pengunjung blog ini meningkat > 100%, daripada bulan-bulan sebelumnya. ^_^
Disamping juga kaget. Sebagai seorang penulis amatir, ini adalah sebuah penghargaan tak berbentuk buatku.
Jadi dengan seluruh kerendahan hati "saya", saya ucapkan TERIMA KASIH  yang sebesar-besarnya dan sebanyak-banyaknya kepada seluruh teman yang telah membaca blog saya ini. Entah kita pernah bertemu atau tidak, kenal atau tidak, tapi buat saya kalian semua adalah teman yang selalu emotivasi jiwa ini untuk terus menulis, menghibur, dan terus memberi pandangan positif tentang hidup, dalam beberapa tulisan yang tampaknya kocak (terutama pada bagian akhir tulisan saya). ^_^

Beberapa hari yang lalu...

Dalam beberapa kesempatan, aku adalah seorang pengajar disebuah lembaga pendidikan swasta. Tetapi disisi lain, aku adalah kakak bagi mereka yang menimba ilmu dilembaga ini. ^_^
"Lisin" inisial dari salah seorang... Enaknya aku sebut apa yah? -_-
Soalnya dibilang siswa, tapi udah lulus SMA. Dibilang mahasiswa, tapi lembaga ini enggak meluluskan Sarjana atau Diploma. *bingungkan juga?
Ya pokoknya itu lah yah...! Hehehe... ^_^ 

Lisin adalah seorang adek didik-ku. Dia anak laki-laki yang baik, sopan, santun, dan sangat menghormati orang yang lebih tua dari dia (itu termasuk saya -_-''). Terbukti, kalau berpapasan dengan yang lebih tua, dia selalu akan membungkuk-kan badan beberapa derajat kedepan, atau akan segera menyodorkan tangan kanannya untuk bersalaman dengan orang yang dia anggap lebih tua itu. Luar biasa!
Sebuah kepribadian yang sangat jarang aku lihat pada anak-anak ABG belakangan ini.
Kerendahan hatinya itu, akhlak yang tau cara menhargai orang lain. Aku memujinya... ^_^

Dibeberapa pelajaran dia selalu paling tanggap dalam setiap pelajaran yang aku bimbing. Dia selalu bertanya. Dia selalu antusias. Dan dia selalu paling melek matanya, diantara mata teman-temannya yang merem melek... -_-
Yah... pemandangan yang udah biasa dalam kegiatan belajar-mengajar yah. *yang sekarang lagi senyum2, aku tahu kamu adalah salah satunya! ^_^

Ya, Lisin selalu jadi yang paling terdepan. Sampai pada saat aku mejelaskan tentang alur masuk tamu yang ingin menginap disebuah hotel. Awalnya semua berjalan lancar... dan hingga akhir juga berjalan lancar... *terus klimaks-nya dimana cky?? aku gorok pake silet kamu yah!!!
Bercanda sobat... ^_^ Sebenarnya ada sebuah masalah.
Gini, tau alur masuk ke hotelkan?
  1. Tamu datang.
  2. Memilih kamar yang diinginkan  di recepsionis.
  3. Membayar di recepsionis.
  4. Tamu diantar ke kamar.
  5. Tamu puas, maka tugas pelayanan hotel selesai.
Simpelkan...?
"Oke, semua ngertikan? ^_^", kataku pada semua peserta didik.
"Iya...!", jawab seluruh peserta serentak.
"Ada yang mau tanya?", lanjutku lagi.
"Saya pak!", kata salah seorang peserta.
Aku lirik sebentar ke arah suara itu berasal... Dan ternyata itu adalah suaranya Lisin.
"Iya silahkan...", jawabku setengah tersenyum.
"Gini yah pak...", kata lisin, "itu, alur itu sama gak yah, dengan ketika saya mau masuk ke lembaga ini?", lalu Lisin menatap kearahku.
"Iya! Betul sekali Lisin...!", kataku penuh semangat. "Seperti pertama kali kamu mendaftar jadi peserta didik dilembaga ini, kamu datang, ke FO (Front Office). Dan bla-bla...", lanjutku.
"Oh... begitu yah pak!", kata Lisin, kali ini dia mengiyakan dengan tersenyum.
"Oke, sudah gak ada masalah lagi yah...?", kataku. ^_^
"Iya pak!", jawab Lisin.
"Baik, kita lanjutkan lagi yah..."
"Bentar...bentar pak... Sebentar dulu...", kata Lisin dengan nada sayu.
"Ada apa ya Lisin?", tanyaku. Sebenernya ku masih penasaran. Anak ini bilangnya udah paham, tapi daritadi jidatnya ngerenyit (mengerut) terus! "Gini ya Lisin, kalo masih ada yang kamu kurang paham, kamu tanya aja hingga tuntas, kamu jangan pernah takut malu dengan teman-temanmu, termasuk saat mereka tertawa ketika kamu bertanya. Kamu harus belajar berani! Karna belum tentu juga yang tidak tanya itu sudah paham, apalagi berani bertanya seperti kamu.", tambahku lagi dengan tersenyum...
"Iya ya pak...". Ketika Lisin berkata seperti barusan, seandainya bisa, aku sudah mengelus dada... ^_^ *tapi sayangnya itu gak mungkin aku lakukan didepan seluruh peserta didik. "Sabar Rick...", bisikku dalam hati.
"Sebenarnya saya mau tanya, Recesionis itu apa ya pak...............?".
"..............................", aku shock!!! -_-''
"Lisin.... Recepsionis itu layaknya Front Office disini.... Hanya saja beda istilahnya saja.... ^_^". *kali ini jantungku rasanya INTO THE JLEB... T_T
"Oh... begitu ya pak! Sekarang saya paham pak!", kata Lisin dengan semangat sekali...
"Terus kenapa buat tanya itu doank kamu harus tanya muter-muter dulu....", kataku dalam hati. Ihik...ihik... T_T

Tapi gitu deh pokoknya yah, tiap orang memang selalu menyimpan banyak kejutan. ^_^
Dan Lisin termasuk anak laki-laki yang tergolong unik. Dia pilos, baik hatinya, sopan, dan hanya saja...
Setelah ini kamu akan tau apa yang aku maksud dengan "hanya saja..." tadi. ^_^

Beberapa hari kemudian...

Disebuah lab komputer. Aku sedang sibuk menyiapkan materi untuk kursus komputer yang akan segera dimulai beberapa jam lagi. TAHU apa yang terjadi????
Saat itulah Lisin datang.... T_T
"Alamat deh....", dalam hatiku.
"Siang pak...", kata Lisin.
"Iya...", kataku dengan penuh senyum, tetapi dengan tangan masih sibuk mengetik materi.
"Ini pak, bisa ajarin saya merubah pasword email gak....?"
"Bisa, ayo hidupkan aja komputer disebelahmu, kita langsung prakter yah!", kataku lagi, dengan tangan masih tetap sibuk mengetik, dan mata terfokus pada Notebookku.
"Iya..."
"..................", Lisin diam sejenak.
"Cara ngidupin komputernya gimana ya pak.....?", tanya Lisin.
"..................", giliran aku yang bengong.
Mataku beralih dari Notebook, dan menatap Lisin.
"Ini sin..... Pencet aja tombol powernya. ^_^" 
"Oh... Gitu aja ya pak...?"
"Iya sin... Gitu doank kok...". *gitu aja kok... kataku dalam hati... T_T

Hampir setengah jam aku mengajari Lisin tentang cara mengubah pasword email, dan aku lanjutkan dengan bagaimana cara mengirim email + file lampiran. 
Dan dengan terpaksa, aku tinggalkan tugas membuat materiku... T_T

"Oke, kalo gitu kamu kerjakan yah. Coba, dan harus sampai berhasil. Minimal kamu telah bisa melakukannya tiga kali...!"
"Beeeeh.........", kata Lisin.
"Gak pake Beh!", jawabku setengah membentak ringan...
"Dengar ya Lisin, ini resiko kamu kalau minta ajar dengan saya. Sekali kamu bertanya, kamu harus bisa. Saya enggak suka dengan hasil yang setengah-setengah...!"
"Iya pak....", jawab Lisin setengah tegang, namun terlihat memelas.
"Oke, kerjakan yah... Saya mau ngelanjutin tugas saya lagi...". *maaf ya Lisin, bukan maksud saya untuk keras sama kamu, tapi ini adalah metode mengajar saya. Saya hanya ingin yang terbaik buatmu, meskipun awalnya hanya bertanya. Kataku dalam hati.

Lalu Lisin mulai sibuk sendiri, dan aku bisa agak tenang mengetik lagi...

Dan akhirnya aku rasa Lisin sudah cukup mahir mengirim email dalam waktu singkat. "Gak percuma usahaku", dalam hati.

"Terima kasih ya pak... Sudah mau mengajari saya."
"Iya sin... sama-sama... Saya juga senang bisa ngajari kamu, dan hasilnya tidak mengecewakan.", aku tersenyum, namun pandanganku tidah beralih dari Notebook, dan jemariku masih lincah mengetik.
"Saya senang pak, sampean (anda) mau sabar mengajari saya. Padahal guru-guru saya di SMA dulu sering mengeluh kalau mengajari saya.", disini Lisin mulai membongkar beberapa hal tentang dirinya.
"


  1. Jujur saya itu sebenarnya kurang cepat dalam menangkap pelajaran, saya itu susah sekali dalam mengingat palajaran. 
  2. Makanya saya sangat senang, sampean mau mengajari saya sampai bisa, barusan...
  3. Padahal sama teman-teman pun saya kurang enak mau bertanya, takut enggak enak sama mereka...
", Lisin mengakhiri perkataannya.

Kali ini aku berhenti mengetik.

Aku diam sejenak...
Wajahku mulai serius...
Perlahan aku alihkan pandanganku yang tadinya tak bisa lepas dari Notebook.
Aku tatap dalam mata Lisin.
Entah kenapa darahku terasa bargejolak saat itu...

"Lisin... Sebelumnya mas minta maaf ya. Kalo kamu ingin jadi lebih baik setelah ini, dengan saran mas, tapi kalau keberatan, kamu boleh acuhkan.", ucapku perlahan namun tegas.

"Dengarkan... Apapun keadaannya, dan siapa pun yang akan membantu kamu, selama mereka mendengan ucapanmu seperti barusan. 80% mereka akan merasa  malas duluan, sebelum akhirnya mereka membantu kamu. Bahkan saya!", lanjutku.
"Kamu tahu kenapa Lisin?"
"Enggak pak..."
Aku sudah menduganya...*dalam hatiku.
"Karena sebelum mereka membantu kamu, kamu sudah membuat mereka males duluan, saat kamu mengungkapkan kelemahanmu seperti barusan...!"
"Jadi mas minta sama kamu Lisin. Mulai sekarang, jangan pernah bilang seperti barusan lagi!"
"Ganti dengan ucapan seperti berikut :


  1. Maaf kalau saya merepotkan, tapi setelah ini saya akan belajar dari bantuan anda ini. 
  2. Mungkin saya tidak akan langsung bisa, tetapi setidaknya setelah ini saya sudah tahu caranya, dan akan menjadi lebih baik, dan tidak akan merepotkan anda lagi. 
  3. Terima Kasih yah...
", jelasku pada Lisin.

Sepintas ini hampir sama dengan apa yang diucapkan Lisin sebelumnya, tapi coba lihat perbedaannya pada tiap poin-nya :

  1. Kata-kata yang aku ucapkan barusan mengungkapkan kelemahanku, tetapi ditutupi dengan usaha ingin bisa dan menjadi  lebih  baik serta permohonan minta tolong yang sungguh. Sedangkan perkataan Lisin hanya mengungkapkan kelemahan dirinya dengan panjang lebar, yang hanya akan menghasilkan pandangan buruk dan rendah pada Lisin.
  2. Kata-kata yang aku ucapkan, mengungkapkan kerendahan diri, dengan tujuan memberikan penghargaan rasa bangga pada yang telah menolongku. Karna secara tidak langsung, aku mengakui kalau dia lebih baik dariku. Ini akan membuat dia merasa tidak sia-sia sudah membantuku, serta untuk meyakinkan dia, kalo suatu saat aku gak akan merepotkannya untuk hal yang sama. Ketimbang perkataan Lisin yang akan membuat orang yang telah membantunya merasa kapok dan berfikir suatu saat akan direpotkan lagi.
  3. Ini adalah perkataanku yang paling simpel tapi memiliki impact besar terhadap yang menerimanya "Terima Kasih". Yah! Ini hanya ucapan terima kasih, dua kata saja. Tapi penyampaiannya yang berbeda,aku mengucapkannya dengan wajah penuh senyum, sambil menatap dalam mata orang yang aku beri ucapan ini! Apa hasilnya? Orang itu akan merasakan ketulusan ucapanku. Yang akan membuat perbedaan dengan ucapak terima kasih yang hanya basa-basi. Ucapanku terima kasih-ku, adalah ungkapan atas bantuan besar yang telah aku terima dari orang yang telah rela memberikan waktu dan usahanya, hanya untuk membantuku. Emangnya itu penting? Sepenting apa sih? Sekarang aku tanya pada kalian, dan jawab kalau kalian bisa. "Apa kalian tahu berapa harganya waktu dan usaha? Dan mampukan kalian mengembalikan waktu yang telah berlalu? Dan maukah kalian membuang tenaga dengan ikhlas untuk orang lain yang membutuhkan bantuan kalian?". Jika kalian mampu menjawabnya... Aku yakin kalian sudah mengerti, bahwa ucapan terima kasih itu penting, dan bahwa sebenarnya ucapan terima kasih saja tidak cukup setara untuk sebuah bantuan yang telah kalian terima dengan cuma-cuma. ^_^

Saat itu juga Lisin terdiam sejenak...
Dia memikirkan perkataanku...
Lalu dua berkata, "Insya Allah pak...", sambil tersenyum. ^_^
"Bagus Lisin! Saya harap kamu tidak keberatan dengan saran saya. Dan saya harap kamu tidak akan minder lagi apalagi mempersalahkan kelemahanmu tadi..." ^_^

Dan hari itu, aku mengakhiri curhatan kecil seorang adik (tapi bukan kandung ^_^).
Adakah pelajaran baik yang bisa kamu ambil dari curhatan kecil si Lisin?
Atau kamu adalah seseorang yang memiliki masalah yang sama dengan Lisin? 
(minder, lambat dalam belajar sesuatu, susah mengingat apa hal baru saja kamu pelajari, dan menjadi tersingkir dalam pergaulan karenanya.)
Aku harap kalian sudah menemukan jawabannya dalam curhatan Lisin barusan...
(Jika belum, maka baca lagi tulisan diatas. ^_^)


Special thanks from me to Lisin, for a motivated story.
(*Nama yang sudah aku samarkan. ^_^)


  • Share:

You Might Also Like

0 comments

Sebelum komentar, klik "Notify Me" untuk mengetahui komentar anda telah dibalas oleh saya atau pembaca blog saya.