Puber

By Ricky Hermawan Go - Wednesday, December 15, 2010

 








Dalam hidup, gue pingen menjadi orang yang simple. Gue selalu membuat perbedaan dengan orang-orang yang setiap harinya gak bosen-bosennya mikirin masalah hidup mereka yang seabrek. Walaupun gue tau, kalo tiap orang itu pasti punya masalah yang selalu datang dengan sendirinya. Yang tentunya mereka sendiri tidak menginginkan hadirnya masalah-masalah itu. Adapun masalah-masalah real para remaja seumuran gue adalah masalah dari dalam diri sendiri, masalah dengan teman, masalah dengan guru, masalah dengan pacar, dan masalah dengan orang tua.

Pertama, masalah dengan diri sendiri. Ini adalah masalah yang paling banyak terjadi. Contohnya ketika seorang remaja yang sedang akhil balik. Mereka pasti akan sangat bertanya-tanya, kenapa disekitar bagian tubuh-tubuh mereka tumbuh rambut? Meskipun hal ini sangat banyak yang salah kaprah dengan menyebutnya bulu. Bulu ketek, bulu kali, tapi kenapa tidak ada yang menyebut bulu kepala? (nah itu dia yang gue heran, ini tidak konsisten)

Padahal sudah jelas sekali perbedaan bulu dan rambut. Rambut itu berupa helai-helai yang menempel dikulit tubuh. Sedangkan, Bulu itu beberapa rambut yang bentuknya lebih halus yang menempel pada sebuah batang yang tengahnya kopong, dan batang inilah yang menempel pada kulit tubuh. Menurut gue, ini sudah jelas salah kaprah yang harus segera dihentikan. Semua burung-burung unggas dimuka bumi bakal ngerasa terhina oleh manusia! Kenapa? Karena mereka pasti bakal kesel banget ketika bulu-bulu indah mereka yang warna-warni disamakan dengan bulu ketek manusia yang kriting dan bau! Dan bagi gue ini sangat penting!

Oke, kembali ke masalah akhil balik yang diawali tumbuh rambut. Gue sangat parno banget ketika rambut-rambut mulai tumbuh disekitar bawah hidung dan bagian dagu gue. Tepat! Itu adalah kumis dan jenggot. Jujur gue sangat merasa terganggu dengan tumbuhnya kumis dan jenggot ini. dengan umur gue yang masih umur murid SMA waktu itu, gue bisa terlihat kaya om-om girang dengan tumbuh kumis dan merasa kaya kambing ketika tumbuh jenggot. Walaupun ada salah seorang temen gue yang malah semangat sekali memelihara jenggot. Kita panggil saja dia dengan nama samaran Sadam. Berkat jenggot yang dia pelihara dengan lebat, dia sukses mendapat julukan Arabian Camel dari teman-teman, yang kalo diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi Unta Arab. So…, gue gak mau kalo dengan adanya jenggot, gue dijuluki teman sekelas gue, Kambing Kalimantan!

@

Yang lucu adalah ketika ade gue yang bernama Dimas Prayoga akhil balik. Dia malah seneng. Gue inget cerita Dimas waktu mulai akhil balik.

“Ka, kata guru kalo Biologi aku, dulu manusia itu kera loh!” terang Dimas. Yang waktu itu habis dapet pelajaran Teori Darwin.
“Terus?” gue tanya.
“Yaitu artinya kita ini keturunan kera” jelasnya lagi.
“Nah, trus tadi guru aku bilang, katanya setelah berevolusi jadi manusia, badan kita udah gak ngeluarin rambut lagi. Tapi aku bingung ka!”
“Loh, kok malah bingung?” gue heran.
“Iya, soalnya ini gak terbukti sama aku!” Dimas tambah serius.
“Masa sih?”
“Iya, nih buktinya!” sambil buka baju, terus ngasih liat keteknya yang mulai tumbuh rambut-rambut halus kearah muka gue.
“Ih… jorok tau! Sana-sana…!!” gue sewot.
“Kenapa sih?”
“Bau tau!” gue tambah sewot.
“Masa?” Dimas gak percaya. Trus nyium keteknya sendiri.
Lalu… dia pingsan 5 minggu.
Ternyata Dimas gak tau kalo selain keteknya tumbuh rambut, akan diikuti dengan aroma busuk, sebusuk tong sampah abis kena ujan. Setelah kejadian itu, Dimas rajin banget pake Rexona.

@

Namunyang sangat luar biasa adalah teman gue SMP, yang berbeda sekolah. Dia tidak setuju dengan teori Darwin. Malah dia berhasil mematahkan teori tersebut, dan membantah dengan tegas kalo manusia bukanlah keturunan kera.
“Si Darwin goblok!” kata Mail (nama samara).
“Kok bisa kata gue?”
“Apa bedanya manusia dengan kera berdasarkan teori Darwin?”  dia balik tanya.
“Manusia dulunya adalah kera, sedangkan kera dulunya bukan manusia!” jawab gue mantap!
“SALAH” mail menyalahkan gue gak kalah mantap!
“Hah? Kok bisa? Trus yang bener gimana?” gue heran.
“Kalo kera ekornya dibelakang, kalo manusia ekornya didepan!” seolah-olah teori dia ini memang sudah terbukti.
“Otak lo yang gak waras” timpal gue.

            Yah… mungkin mail salah satu contoh manusia primitive yang berevolusi dengan tidak benar. Tapi gue akui teori dia ini cukup kreatif. Cukup kreatif buat dibilang gila!

  • Share:

You Might Also Like

0 comments

Sebelum komentar, klik "Notify Me" untuk mengetahui komentar anda telah dibalas oleh saya atau pembaca blog saya.